Survey Opini Publik Sangat Dipercaya

Pro dan kontra terhadap keberadaan dan produk dari institusi demokratis ini, selalu berada pada dimensi antagonis yang cukup tajam: analisis kualitatif yang berada pada arus informasi utama seringkali bertolak belakang dengan realitas kuantitatif pada tataran opini publik. Terlepas dari anggapan bahwa mayoritas pemilih  berpendidikan rendah, dan sering dianggap “ pemilih tidak cerdas”, hasil survei ini memperlihatkan publik pemilih sebenarnya memiliki political reasoning yang cukup mapan dalam menentukan pilihan politik mereka pada Pilpres 2024.

Jul 2, 2024 - 11:40
 0  28
Survey Opini Publik Sangat Dipercaya
Surveyor Indopol Survey & Consulting sedang melakukan survei opini publik di Papua.

 

Polemik tentang lembaga survei opini publik (pollsters) selalu muncul di setiap musim pemilu. Pro dan kontra terhadap keberadaan dan produk penelitian dari institusi demokratis ini selalu berada pada dimensi antagonis yang cukup tajam: analisis kualitatif yang berada pada arus informasi utama seringkali bertolak belakang dengan realitas kuantitatif pada tataran opini publik.

Arus informasi utama yang dimaksud di sini adalah, diskursus yang dibangun oleh civil society (pers, pengamat politik, NGO, akademisi) dan sosial media, yang biasanya berisi pengamatan dan opini personal serta kontestasi dari opini-opini yang berbeda. Sedangkan realitas kuantitatif adalah produk ilmiah yang berdasarkan penelitian kuantitatif dan statistikal, yang secara saintifik dapat dipertanggungjawabkan.

Beberapa hari menjelang Pemilihan Presiden (pilpres) dan Pemilihan Legislatif (pileg) 2024 yang lalu, Indopol Survey & Consulting melaksanakan survei nasional dengan rentang waktu 5-10 Februari 2024. Dalam survei tersebut juga merekam tingkat kepercayaan publik terhadap pollsters yang ada di Indonesia. Survei ini mewawancarai sebanyak 1240 responden yang tersebar secara proporsional di tiga puluh delapan (38) provinsi. Responden adalah warga negara yang sudah memiliki hak pilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU 2024.

Pertanyaan yang diajukan kepada responden tidak spesifik menyebutkan lembaga survei tertentu, tetapi pollsters secara umum. Konteksnya dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan adalah pilpres 14 Januari 2024.

Dalam survey tersebut responden diberikan dua pertanyaan:

“Akhir-akhir ini LEMBAGA SURVEI menjadi perbincangan khalayak umum terkait hasil survei pasangan Capres-Cawapres 2024, apakah Bapak/Ibu percaya terhadap hasil survei yang dalam beberapa bulan ini di publikasikan di media?”

Angka yang dihasilkan dari pertanyaan tersebut cukup mengejutkan. Terlepas dari diskursus mainstream yang sering memberikan kesan negatif terhadap pollsters, mayoritas publik ternyata memiliki tingkat kepercayaan yang besar kepada hasil survei yang dirilis pollsters di Indonesia. 80,4%  responden  percaya terhadap produk penelitian yang dihasilkan oleh lembaga survei di Indonesia (4,35% sangat percaya dan 75,05% percaya). Dengan analisis sederhana, jika publik mempercayai hasil survei yang dirilis oleh pollsters, publik sebenarnya memberikan ruang kepercayaan yang besar terhadap lembaga-lembaga survei yang beroperasi dalam demokrasi kita.

Jumlah responden yang tidak mau memberikan jawaban atau merasa tidak tahu terhadap fenomena yang ditanyakan adalah sebesar 7,42%. Sedangkan yang memberikan jawaban tidak percaya 12,18% saja (1,45% Sangat Tidak Percaya dan 10,73% Tidak percaya).

Surveyor Indopol Survey & Consulting juga memberikan pertanyaan: 

“Jika Bapak/Ibu mendengar/menonton hasil survei diumumkan/dirilis oleh salah satu LEMBAGA SURVEI terkait elektabilitas pasangan Capres-Cawapres 2024, seberapa besar hasil survei tersebut dapat mempengaruhi pilihan Bapak/Ibu terhadap pasangan Capres-Cawapres 2024?”

Dibandingkan dengan tingkat kepercayaan publik terhadap hasil survei pollsters, realitas yang berbeda ditunjukkan oleh responden terhadap pertanyaan di atas. 

Hanya 64,92% repsonden yang merasa bahwa hasil-hasil survei yang dirilis oleh pollsters berkenaan dengan elektabilitas calon presiden dan wakil presiden yang akan berlaga di Pilpres 2024 beberapa hari kemudian, akan mempengaruhi pilihan mereka.

58,79% mengatakan bahwa hasil survei bisa mempengaruhi pilihan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), dan hanya 6,13% yang mengatakan sangat berpengaruh.

Meski pada pertanyaan sebelumnya hanya 12,18% mengatakan tidak percaya pada hasil survei, namun sebanyak 26,53% publik menganggap bahwa hasil-hasil survei tidak mempengaruhi pilihan capres dan cawapres mereka.

Dua pertanyaan dan jawaban responden dalam survei ini memberikan gambaran yang cukup unik. Terlepas dari anggapan bahwa mayoritas pemilih  berpendidikan rendah, dan sering dianggap “ pemilih tidak cerdas”, hasil survei ini memperlihatkan publik pemilih sebenarnya memiliki political reasoning yang cukup mapan dalam menentukan pilihan politik mereka pada Pilpres 2024.

(Grafis dipersiapkan oleh Risma Pratiwi)

 

 

 

 

 

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow