Isabella dan Ferdinand, Inkuisisi dan Kolonialisasi

Agu 1, 2024 - 10:07
 0  5
Isabella dan Ferdinand, Inkuisisi dan Kolonialisasi
Potret perkawinan Isabella I dan Ferdinand II dari Spanyol. Pasangan ini yang membuka pintu kolonialisasi besar-besaran di dunia.

Spanyol yang kita kenal hari ini adalah hasil penyatuan dari kerjaan Castille dan Aragon pada 1469. Perkawinan Ratu Isabella I dari Castille dan Raja Ferdinand II dari Aragon tidak saja mengubah sejarah Spanyol, tetapi mengakhiri dan mengawali banyak hal dalam sejarah dunia.

Pada 1478 Inkuisisi dimulai atas restu Paus Sixtus IV yang berkedudukan di Vatikan. Tidak ada catatan detail berapa jumlah korban manusia yang dibakar hidup-hidup di tiang pancang  oleh Tomás de Torquemada, sepanjang inkuisisi berlangsung: ada sejarawan yang meng-klaim bahwa 10.000 orang berakhir di tiang pancang, mati hangus terbakar. Kaum Marranos (orang Yahudi yang sudah berkonversi menjadi Katolik) tetap dianggap sebagai ancaman bagi Spanyol. Orang-orang Marranos ini sering dituduh hanya berpura-pura dalam kekristenan, lalu dengan mudah mereka akan berakhir di tiang pancang dan dibakar sebagai hukuman. Inkuisisi tidak saja menyasar orang-orang Marranos, tetapi juga orang-orang yang dianggap heretik (bid'ah). Bagi para heretik ini, api pembakaran bisa saja menjadi hukumannya. Inkuisisi di Spanyol ini adalah salah satu pembantaian relijius terburuk terhadap orang Yahudi di Eropa, sebelum Jerman dengan Nazi-nya, dengan alasan rasial membuat rekor brutalitas baru yang tak tertandingi.

Ferdinand dan Isabella mengumumkan Dekrit Alhambra pada 1492, yang mengusir semua orang Yahudi dari Spanyol. Sekira 160.000 (ada yang mengklaim 200.000) orang Yahudi terusir dan terlunta-lunta. Kaum Yahudi yang sebelumnya bisa hidup damai dalam kerajaan Islam baik di Granada maupun Andalusia terpaksa mencari suaka di kerajaan-kerajaan Islam di Afrika Utara, atau memilih untuk mencari kerajaan-kerajaan Eropa lain yang  mau menerima mereka.

Kepemimpinan bersama mereka mengakhiri kekuasaan kerajaan Islam terakhir di Eropa. Umat Islam sudah berkuasa di Spanyol sejak abad ke-7, tidak lama setelah Tariq bin Ziyad berhasil mendarat di Gibraltar (kata Gibraltar adalah defiasi penyebutan lidah Eropa atas Jabal Tariq, bukit yang dinamakan sebagai tribut kepada Tariq bin Ziyad). Umat Islam menjadikan Granada dan Andalusia sebagai suluh bagi Eropa saat itu dan membentuk peradaban besar di Spanyol. Isabella dan Ferdinand menamatkan sejarah kekuasaan Bani Umayyah di Semenanjung Iberia itu. Bagi orang Spanyol peristiwa ini mereka sebut reconquista.

Di dalam novelnya, Leo Africanus, Amin Maalouf menggambarkan, tahun 1492, setelah Perang Granada yang dimulai sejak 1482, Muhammad III (Boabdil) penguasa terakhir dinasti Nasrid di Granada, terpaksa menyerahkan kekuasaan kepada Isabella dan Ferdinand dengan penuh kehinaan.

Pada 1502, pemberontakan orang Islam dianggap melanggar Traktat Granada yang menjamin keamanan orang Islam. Kemudian kerajaan memerintahkan orang Islam untuk pindah ke agama Kristen (conversos) atau keluar dari Spanyol. Selain pada era Perang Salib, inilah salah satu masa-masa paling buruk dalam hubungan Islam-Kristen di Eropa. 

Pernikahan keduanya juga membawa terobosan besar. Perjalanan Colombus ke benua Amerika pada 1492 yang disponsori kerajaan adalah atas restu keduanya. Mendaratnya Columbus di Bahama memulai era ekploitasi dan kolonialisasi besar-besaran terhadap Amerika dan perlombaan kerajaan-kerajaan Eropa untuk mencari wilayah-wilayah taklukannnya masing-masing di Amerika, Asia dan Afrika. Kolonialisasi memulai proses globalisasi baru, dan peralihan kekuasaan dari Timur ke Barat  dengan sangat cepat.

Dunia yang kita kenal sekarang, dengan kemajuan dan penyebaran budaya Eropa ke seluruh penjuru dunia, harus memberikan terimakasih kepada Isabella dan Ferdinand.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow