INSTRUMENTASI KEKUASAAN DALAM KEKERASAN (SEKSUAL) DAN PERUBAHAN SOSIAL

Sejak peradaban manusia dimulai, kekerasan menjadi masalah yang tidak pernah tuntas. Dan kita selalu salah dalam melihatnya dan selalu berpikir, bahwa kekerasan pada suatu saat akan hilang jika kita menemukan solusi yang tepat. Padahal kekerasan adalah bagian dari kemanusiaan kita, bukan pada karakter individu, tetapi keniscayaan pada masyarakat manusia yang telah mengadopsi kekuasaan sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan pribadi dan sosialnya.

Jun 25, 2024 - 13:27
 0  18
INSTRUMENTASI KEKUASAAN DALAM  KEKERASAN (SEKSUAL) DAN PERUBAHAN SOSIAL

Kekerasan telah menjadi citra manusia yang paling mudah dikenali. Bukan berarti karakter kekerasan ini harus dimaklumi. Tetapi bagaimana kita menganalisis kekerasan yang berkembang di tengah masyarakat dengab kacamata yang lebih jernih, bahwa antara kekerasan dan kekuasaan  memiliki keterikatan yang tidak akan pernah dilepaskan. Mencoba menciptakan sebuah utopia adalah kesalahan terbesar dalam sejarah manusia. Alam semesta adalah bentuk kebingungan, komplikasi yang saling menguntungkan dan juga kesatuan, ketertiban dan kemaslahatan (Aurelius & Long. George, 1996), melihatnya dengan sudut pandang, bahwa kita kita bisa membangun kesempurnaan, adalah paradoks.

Dalam ranah personal, domestik dan komunitas, kekerasan akan selalu ada, tidak peduli seberapa besar perubahan sosial yang terjadi. Bagaimana meminimalisir kekerasan yang harus menjadi pokok pikiran, bukan menghapus kejahatan secara permanen. Karena instrumentasi kekuasaan juga keniscayaan, proses analisis itu bisa lebih bebas dari bias dan kabut yang menyelubungi cara berpikir kita dalam menghadapi kekerasan.

Dalam diskursus publik, dunia pendidikan dan dalam pembentukan undang-undang perlu dikembangkan, pemahaman seperti ini. Analisa terhadap kekerasan harus meneliti bagaiaman pola instrumentasi kekuasaan yang berujung pada kekerasan bisa dipangkas. Harus ada kesadaran politik bahwa kekuasaan memiliki batas-batas sebagaimana kebebasan memiliki batas. Harus ada himbauan kepada yang berkuasa untuk tidak mempraktikkan kekuasaan secara berlebihan. Hindarkan bias yang selalu mengarahkan bahwa kekerasan adalah dominion pihak-pihak tertentu saja. Karena terbukti sepanjang sejarah, bahkan pihak minoritas bisa juga menjadi pelaku kejahatan yang sangat besar, semisal kekuasaan Partai Bath di Irak pimpinan Saddam Hussein.

Kekerasan adalah efek dari instrumentasi kekuasaan bukan akibat perbedaan jenis kelamin dan struktur politik masyarakat. Untuk membaca selengkapnya dapat diunduh dalam tautan PDF berikut ini.

 

File

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow