Genderuwo Bernama Komunis

September, biasanya selalu menjadi bulan berisi hiruk pikuk "Komunis" di Indonesia, dikomentari oleh siapa saja, dipakai untuk mengutuk dan menista. Aleksandr Solzhenitsyn, salah seorang korban Komunisme di Russia di zaman Uni Soviet, yang menjalani dua belas tahun di dalam Gulag Soviet Komunis yang kejam, bilang begini, "Bagi kami orang Rusia, Komunisme adalah bangkai anjing...." Nah, kan tak mungkin bangkai anjing menjadi Genderuwo beneran yang akan meneror sebuah Republik...? Harusnya kan menjadi anjing hantu, seperti teror Hound of Baskerville dalam kisah Sherlock Holmes yang termasyhur.

Sep 9, 2024 - 12:04
 0  10
Genderuwo Bernama Komunis
Detail of Man, Controller of the Universe, fresko di Palacio de Bellas Artes, Mexico City menampilkan Leon Trotsky, Friedrich Engels, and Karl Marx (Pelukis: Diego Rivera; fotografer: Éclusette)

Satu setengah dekade lampau, dia mati. Berkalang tanah. 26 Desember 1991. Jasadnya dikubur oleh seorang Tukang Kubur bernama Gorbachev. Jauh sebelumnya, tak lama setelah Perang Dunia II usai, sekumpulan pejuang bernama Uncle Sam mulai giat untuk membuatnya stroke tak berdaya. Akhirnya, seorang anak Uncle Sam bernama Reagan, dibantu Tante Thatcher dari Inggris, bersama dengan Paus Yohannes Paulus dari Vatikan, dan jutaan penggiat anti-merah, dengan lihai dan penuh semangat, selama delapan tahun yang penuh dengan gejolak, berhasil menyumbat pembuluh darahnya yang telah lapuk dan mengantarkannya ke tempat tidur pesakitannya. Berkilometer tembok runtuh di Berlin pada 9 November 1989, setelah 28 tahun kokoh berdiri, menambah berat beban penyakitnya. Selama 45 tahun lebih "dunia beradab" dengan usaha gigih tak kenal lelah berusaha pula untuk membunuhnya melalui Perang Dingin. Glasnost dan Perestroika tak mampu menyembuhkan sakitnya. Itulah, sehari setelah Natal tahun 1991, si Merah Berkumis masuk ke liang kubur, dan meninggalkan anak cucu yamg hancur berderai. Mati semati-matinya.

Komunis namanya. Dilahirkan dari jantung sebuah pergolakan intelektual menentang penindasan, dan Mbah Komunis ini berakhir menjadi sang penindas seperti yang ditentangnya. Nietzche sudah meramalkan perilaku para pemburu monster ini. Karena jika terperosok, mereka akan menjadi monster itu sendiri.  Walau sebenarnya Komunis bukanlah sebuah bangunan tapi adalah sebuah ide, Soviet mencoba menjadikan Mbah Komunis sebagai sebuah konstruksi, bangunan dan monumen yang menjadi perlambang dan kekuatan hidup sebuah ide. Namun Mbah Komunis bagai robot terminator yang memusnahkan tuannya sendiri. Konsep-konsep ideal itu hanyalah mimpi. Semacam utopia yang absurd, paradoks dan sinting. Tanpa mempertimbangkan dan memasukkan sama sekali unsur manusia (yang sangat serakah dan mabuk kekuasaan) ke dalam formula utopia-nya. Lelucon "Kediktatoran Proletariat" itu merampas segenap ide dan semata menjadikannya Kediktatoran menjijikkan. Namun jangan salahkan jika ada yang berkata, niat baik komunisme yang dilandasi oleh pemikiran utopis Sosialisme itu tidak ada. Niat itu ada secara sejati. Utuh dan mulia. Namun manusia dengan kekuasaan, itu mirip dengan harimau dengan taringnya. Kucing besar itu apabila berada dalam lingkungan terkendali, semisal kebun binatang, akan terlihat manis. Tapi jika dilepas liar, di antara mangsa-mangsa, maka taringnya akan merobek-robek buruannya. Tak peduli betapa indah kata mereka, itu sosialisme dan komunisme, campurkanlah dengan kekuasaan, maka hati-hatilah. Anda berada di sekitar kandang macan yang pintunya terbuka.

Tapi dia telah mati, Mbah Merah Berkumis dan menyeramkan itu sudah mampus. Ya, dia telah mati. Mati sampai ke tulang ekornya. Dan tak akan bangkit lagi. Sudah menjadi abu sejarah. Berkelindan dengan ulat-ulat busuk pemakan bangkai. Ada beberapa anak cucunya yang masih mencoba kukuh bertahan dengan identitas kakeknya si Komunis. Tapi dengan sedikit malu-malu melepas kenaifan kakeknya, dan mengambil identitas baru yang lebih menjanjikan. Kapitalis Komunistis. Bah, nama apa pula itu? Begitulah anak cucunya menamakan dirinya, walau tanpa sertifikat kelahiran. Komunis heretik. Komunis bid'ah. Tak setia pada ajaran kakeknya. Dan mencibir Karl Marx dengan terang-terangan. Mengentuti ajaran Das Kapital-nya dengan  buas. Ada di China, di Kuba dan Vietnam dan seorang garang di Korea Utara dan pula seorang lagi anak muda Komunis di kursi Perdana Menteri Yunani beberapa waktu lalu. Komunis yang tak lagi komunis. Mereka telah menjadi manis dan sangat kapitalis.

Yang sudah mati bisa bangkit lagi..? Oh, ada. Dengarkanlah cerita kakekmu atau nenekmu, tentang Kuntilanak, Pocong dan Genderuwo.  Manusia-manusia yang bangkit dari kubur karena mati penasaran. Dan penuh dendam hadir kembali ke dalam dunia manusia untuk meneror dan membalaskan dendamnya. Mungkinkah Mbak Merah Berkumis bangkit lagi? Mungkin dalam cerita dan dongeng pertakut kepada anak-anak yang tak mau tidur di malam hari. Untuk menghapus kebandelan dari wajah mereka agar segera memejamkan mata dan lelap ke dalam mimpi buruk. Yah, para pencinta cerita hantu dan tahyul tentu suka dengan dongeng mengerikan begitu. Tapi tetap saja, cerita dan dongeng tidak boleh dipercaya oleh seorang berpendidikan tinggi sebagai kebenaran. Mereka harus menertawakan orang-orang yang percaya kepada kebangkitan seseorang yang telah dikubur dan menjadi hantu. Profesor dan para intelektual harus logis dan berpikir. Tahyul dan cerita hantu hanya layak dipercaya sebagai kenyataan oleh orang dungu.

Jika kalian pergi ke para Ustadz atau Ulama, dan bertanya tentang Kuntilanak atau Genderuwo, maka ustadz atau ulama akan menjawab, "Nak, jangan percaya tahyul. Itu sikap yang musyrik dan bodoh..." Nah, kalian akan menjadi musyrik jika percaya tahyul kebangkitan manusia mati menjadi hantu. Tapi kalau ulama atau ustadznya yang percaya kepada Genderuwo bagaimana..? Ya jelas itu ustadz atau profesor ngga jelas. Mosok Ustadz dan ulama dan Profesor percaya bahwa hantu itu ada. Pigimane para murid dan mahasiswanye...?

Nah, kalau kalian masih penasaran dan tak ingin mati penasaran dan takut nanti bangkit dari kubur menjadi hantu, sambangilah kubur Mbah Komunis, datanglah sesekali ke Rusia sana. Dan tanyakan kepada mereka, tentang Mbah Komunis itu. Mereka akan bilang sudah menjadi masa lalu. Mereka akan tertawa dan mengabaikan anda. Itu mimpi buruk mereka. Masa lalu dengan istri yang dikawin paksa dan tetap tak mencintainya hingga mati. Motherland mengutuk masa lalu itu. Tapi nostalgia tetaplah nostalgia. Asal jangan nostalgia berubah jadi cerita hantu dan Genderuwo Merah.

Aleksandr Solzhenitsyn, salah seorang korban Komunisme yang menjalani dua belas tahun di dalam Gulag Soviet Komunis yang kejam, bilang, "Bagi kami orang Rusia, Komunisme adalah bangkai anjing...." Nah, kan tak mungkin bangkai anjing menjadi Genderuwo beneran yang akan meneror sebuah Republik...? Harusnya kan menjadi anjing hantu, seperti teror Hound of Baskerville dalam kisah Sherlock Holmes yang termasyhur. (df/jidpl)

 

 

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow