Narendra Modi Melanjutkan untuk Periode Ketiga

Jun 5, 2024 - 13:11
 0  7
Narendra Modi Melanjutkan untuk Periode Ketiga

Meski kehilangan 63 kursi parlemen pada pemilu 2024 (di 2019 BJP berhasil memperoleh 303 kursi), Modi dan partainya Bharatiya Janata Party (BJP), tetap bisa memerintah apabila berhasil membentuk koalisi pemerintahan dengan partai-partai sekutunya, untuk melewati ambang batas 272 kursi. Sebelumnya Modi cukup optimis untuk memperoleh lebih 350 kursi pada pemilu kali ini, dengan hasil yang tentu saja sangat mengecewakan bagi BJP, Narendra Modi mengirimkan pesan optimis bahwa kemenangan partainya adalah kemenangan demokrasi terbesar di dunia.

Sementara oposisi utama BJP, Rahul Gandhi dan partainya, Partai Kongres Nasional (National Congress), berhasil meningkatkan perolehan dari 52 kursi di 2019 menjadi 99 kursi pada pemilu kali ini. Koalisi oposisi secara total berhasil memperoleh 232 kursi.

Kredo utama dari oposisi adalah perlawanan terhadap BJP. Rahul Gandhi, sebagai penerus klan politik Nehru-Gandhi, menyatakan bahwa perlawanannya terhadap BJP bukan saja untuk meraih kekuasaan, tetapi untuk melawan arus kebencian dan kekerasan yang diprovokasi oleh BJP selama Modi berkuasa. Dalam sebuah acara Partai Kongres ia pernah berkata: " Perlawananku adalah terhadap ideologi RSS dan BJP yang merupakan ancaman bagi negara kita. Kebencian yang mereka sebarkan, mereka memperluas kekerasan, Saya melawan ini… Ini adalah pertempuran utama dalam hidupku.”

Nathuram Godshe (paling kiri) saat persidangan pembunuhan Gandhi

Nathuram Godse (paling kiri) saat persidangan kasus pembunuhan Gandhi.

Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) adalah organisasi paramiliter dan merupakan induk organisasi dari BJP, disebut sebagai organisasi sayap kanan terbesar di dunia saat ini yang memiliki ideologi Nasionalis-Hindu yang didirikan pada 1925. Salah satu anggotanya, Nathuram Godse membunuh Mahatma Gandhi pada 30 Januari 1948, meskipun RSS membantah, dan mengatakan bahwa Godse sudah tidak menjadi anggota lagi sejak 1930.

Sehingga dapat dimengerti kekhawatiran Rahul Gandhi, apabila Modi dan BJP yang didukung oleh gerakan paramiliter sayap kanan yang memiliki akar kekerasan yang panjang; menolak konstitusi India; menolak bendera dan sering dibandingkan dengan gerakan fasisme. Dengan itu pula, Rahul Gandhi menuduh Modi berupaya mengubah konstitusi India.

Modi telah berkuasa sejak 2014 yang lalu. Selama masa pemerintahannya, ditandai oleh meningkatnya konflik relijius antara penganut Hindu dan Islam di India. Berbagai kebijakan kontroversial keluar selama ia berkuasa, salah satunya yang paling berani adalah amendemen konstitusi tentang kewarganegaraan, yang mengandung diskriminasi rasial dan relijius. Para imigran Hindu, Buddha, Sikh, Jain, Parsis dan Kristen dari negara-negara tetangga seperti Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan yang tiba di India sebelum 31 Desember 2014 akan mendapatkan kemudahan untuk memperoleh kewarganegaraan. Sementara orang-orang Rohingya muslim, orang Tamil dari Srilangka, imigran Bhutan, Hazaras, Syiah dan Ahmadiah dikecualikan dari kemudahan tersebut. Amendemen itu oleh sebagian kalangan disebut sengaja menyasar pemeluk Islam di India. Akibatnya meningkatnya gelombang islamofobia dan kekerasan terhadap pemeluk Islam.

Dengan penduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa, pemilu di India adalah pemilu yang sangat kompleks dan harus melalui proses sangat panjang. Diselenggarakan selama enam minggu, melibatkan 640 juta pemilih yang tersebar di seluruh negara bagian untuk memilih legislator nasional maupun di masing-masing negara bagian. India adalah sebuah republik federal dengan 28 negara bagian dan 8 wilayah teritorial yang berada di bawah kekuasaan India termasuk di dalamnya Kashmir, sebagai sentra konflik dan separatisme yang selalu membuat hubungan India dan Pakistan panas dingin.

            Untuk periode ketiga ini, kemana Modi akan membawa India? (jidp/df)

Note: Data dihimpun dari berbagai sumber.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow